Siapa yang bisa bangga terhadapmu kecuali kamu?


Photo by Blue Arauz: https://www.pexels.com/photo/woman-in-black-shirt-standing-near-the-building-13527050/

Satu kalimat ini tiba tiba menghujam pikiranku dengan tajam. Rasanya seolah olah aku ditikam pada tempat paling kotor dalam hatiku, bagian yang suka merendahkan diriku. Pada bagian itu, aku tidak pernah membersihkannya, menyambuhkanya dengan hal hal positif. Bertumpuk rasanya hal negatif itu hingga aku tidak pernah sadar ketika aku merendahkan diriku sendiri. 

Waktu itu, aku kembali mengeluh pada hal hal yang aku kira harusnya bukan aku yg mengerjakanya. Aku terpaksa, ya. Aku selalu mengira pekerjaan itu adalah hal yang sedemikian remeh dan rendah sehingga aku sangat enggan melakukanya. Padahal, itu adalah pikiran dalam diriku sendiri yang merendahkan diriku. 

Aku, selalu merendahkan diriku pada semua aspek yang aku lakukan, aku tinjau, aku pakai, aku makan hingga caraku bersikap. Rasanya tidak pernah cukup bagi diriku sendiri. Selalu diiringi oleh rasa yang tidak pernah baik, tidak pernah sopan, tidak pernah berani dan tidak sebegitu pintar. Aku tidak pernah cukup untuk diriku sendiri. 

Waktu itu seseorang bilang padaku, kenapa aku tidak pernah bangga pada diriku. Aku menjawab memangnya hal apa yang bisa aku banggakan. Pada saat itulah semua omong kosong rendah diriku muncul. Dia mengelaknya, memberiku pertanyaan, memang siapa yang bisa bangga pertama kalinya terhadap dirimu sendiri kecuali kamu? 

Kamu punya pilihan, janganlah dibandingkan dengan yang lain. Ini pilihan bajumu, tasmu, sekolahmu, jurusanmu, kacamatamu. Maka pilihan itu berbeda dengan orang lain, apalagi jalan hidupmu bukan? Tidak perlu merasa rendah dengan perasaan "apakah pilihanku terlalu rendah dan buruk" Tidak. Itulah mengapa toko kacamata punya banyak pilihan untuk pelangganya bukan. Karena tiap orang punya pilihanya masing masing. Memang akan ada best seller, tapi bukan berarti pilihan yang lain buruk dan benar benar tidak laku. 

Aku terhenyak beberapa saat. Perasaan rendah diri ini terlalu tebal. Beberapa kali memang aku jatuh ke lubang perasaan rendah diri ini sehingga menganggap semua yang kulakukan salah. Namun diam diam dia bilang padaku, belajarlah untuk berbangga diri, tulis sedikit pencapaian pencapaianmu. Tidak akan instan, tapi paling tidak kamu bisa belajar. 

Belajar bangga dan mangukur, kamu sudah sejauh ini. Kamu memang tidak perlu menceritakan dirimu pada siapapun. Tapi, kamu harus menceritakan dirimu, pada dirimu sendiri. Berilah selalu sentimen positif tiap kali kamu merasa jauh dan merendah. Itu kan bisa membantumu. Rasakan hari harimu menjadi kamu yang terlepas dari apapun, ini adalah kamu. Bukan bawahan siapa, bukan pesuruh siapa, bekerjalah untuk kamu sendiri terlebih dahulu. 

Dan suatu hari, belajarlah juga untuk bercukup diri

Komentar