Aku ingin jadi anak anak saja!

 


Photo by samer daboul from Pexels

Tercetus olehku beberapa waktu sebentar ini. Menjadi anak anak berarti perasaan yang belum siap menjadi dewasa. Menjadi dewasa artinya bertanggung jawab. Bertanggung jawab artinya, tidak ada penolong lain selain diri sendiri dan Allah tentunya. 


Tercetus olehku ingin menjadi anak anak saja. Rasanya, aku punya orang tua yang bisa aku lihat dimana saja. Kadang aku menangis ingin menaiki ayunan. Terkadang aku kotor karena perosotan terlalu kencang. Pasir pasir coklat memenuli seisi jaket jeansku. Tapi rasanya, yang aku khawatirkan saat itu adalah ketika Bapak marah saja. Bapak marah karena aku susah makan atau aku malas mandi. 


Tercetus olehku tiba tiba saja. Saat rasanya pandemi dan kesendirian merubah segala hal yang menyenangkan. Tiba tiba saja, ada catatan mengenai pekerjaan yang belum aku kerjaan. Bukan mendesak, tapi aku hanya menyesal tidak melakukan siang tadi saat waktu luang. Tiba tiba saja, kesendirian juga membuatku sulit untuk bercerita. Perasaatku kelu dan hanya bisa menangis saja. 


Tercetus diantara perasaan hampa. Pada beberapa tujuan manusia, mereka hanya menginginkan uang yang bergelimpang dan kesehatan. Mungkin mereka juga lupa pentingnya punya rasa sayang dan keluarga yang bahagia. Unsur unsur dewasa kadang tak masuk emosi emosi belaka. Duniawi saja. 


Tercetus dalam hujan malam malam. Sebuah kota didalam Sub kota pada suatu ibukota. Hari hari dengan hujan terasa istimewa, Bukan untuk kecehan seperti dulu saat tk. Bukan pula untuk menikmati nya di jendela saat SMA. Tapi karena merasa memiliki teman dan Allah selalu ada. 

Komentar