Sudah genap 9 bulan aku terdiam, pelan dalam berjalan dan berpikir. Seringkali aku menyalahkan keadaan terhadap kenapa begitu asing nya materi yang aku baca kali ini. Perasaan menyerah dan merasa tidak siap muncul. Dan akhirnya akupun memilih untuk menjadi biasa untuk beberapa hal yang aku kerjakan.
Kelana. Tak khayal, waktuku banyak ‘terbuang’ untuk itu.
Melakukan perjalanan pada cerita cerita orang tentang bagaimana hebatnya proses
mereka Ketika sampai ketitik itu. Perjalanan melihat cerita di sosial media
tentang bagaimana berdampaknya apa yang mereka lakukan bagi dunia. Ya, betul,
beneran untuk dunia.
Kemudian aku terpaku. Hal di depanku terasa kosong dan
mustahil. Apakah aku membuang waktuku saja. Waktu ‘muda’ katanya. Seringkali orang
orang bilang waktu muda adalah saatnya untuk lari sprint dan mencapai garis
finish dengan cepat. Identik dengan forbes 30 before 30 atau millennial milyader.
Haha. Aku pun tertawa. Bahkan berjalan pun tidak. Aku stuck
di tempat.
Berkelana lagi. Entahlah waktu ini seperti berada pada
banyak persimpangan. Melihat orang mondar mandir sedangkan aku hanya terdiam.
Sedikit saja menengok apa yang diperbuatnya dan memahami ‘ohh begitu proses
kerjanya’. Sesekali menatap jauh didepan tentang tujuan jangka Panjang dan
berpikir, aku bukanlah yang begitu terlambat. Kataku membandingkan pada beberapa
target kedepan.
Kelana. Beberapa bulan belakangan, Kembali aku diuji dengan
harapan yang menjadi kenyataan. Tentang tanggung jawab yang tiba tiba datang
membuat buncah hati dan pikiran. Ya, aku siap untuk diajak lari sprint kedepan.
Sayang, Banyak sekali kerikil yang acapkali aku jatuh
dibuatnya. Merintih menangis karena merasa salah urat dan beberapa kali Lelah karena
terlalu banyak larinya. Aku pun dibuat memahami hidup, doa dan harapan tentang
dunia. Duniaku.
Dunia, acapkali memabukan. Menjadi yang terbaik bukanlah
suatu yang mustahil tapis semu kita buat definisinya. Hilang rapalan doamu juga
berbahaya. Sedikit saya lepas rasa iman mu maka akan hilang semua hal yang kamu
definisikan baik dan terlempar pada kerakusan. Aku pun pernah merasakanya.
Setelah bulan sprint itu terlewati, kini hidup menjadi lebih
tenang. Tidak, aku tidak melepaskan target apapun. Hanya mereka menjadi sedikit
tidak berat. Kini aku mengganti sepatu dan jadwal berlariku menjadi lebih
manusiawi. Sedikit lagi menengok dan menatap lain, Namun kini langkahku menjadi
lebih mantap.
Terhadap apa yang ada didepan
Maka jalanilah dengan sebaik baiknya
Komentar
Posting Komentar