Tentang Proses


Sudah lama rasanya saya tidak menulis. Akhir akhis ini kesibukan saya diisi oleh skripsi dan beberapa pengerjaan karya tulis. Tiba tiba wabah covid datang dan boom kita semua berubah kesibukan.

 Photo by Martin Katler on Unsplash

Kali ini saya ingin menulis secara formal tentang apa yang akhir akhir ini saya pikirkan. 
Hal ini mengenai proses dan bagaimana saya tumbuh.
Kali ini saya ingin bercerita tentang rasa syukur bukanya keluhan atau celaan terhadap takdir takdir yang pernah tidak saya inginkan. 

proses/pro·ses/ /prosés/ n  runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. 


tumbuh/tum·buh/ v  timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna 

Kedua kata ini jika disatukan menjadi runtutan perubahan menuju bertambah besar atau sempurna. 
Berubah, kata kata ini sering digaung gaungkan anak muda jaman sekarang. Mereka menginginkan perubahan. Beberapa anak muda berkembang menjadi lebih baik. Beberapa anak muda selalu menyesali nasib. Beberapa anak muda berasa terlambat berkembang dan kalah. 

Terlambat sering menjadi alasan seseorang berhenti mencoba sesuatu yang kita inginkan. Telambat untuk kuliah tahun ini sehingga malas belajar untuk tahun depan dan merasa gagal. Terlambat bergabung di organisasi sehingga mengenal lebih banyak junior dan merasa kerdil. Terlambat  belajar desain grafis sehingga melewatkan kesempatan untuk menunjukan kemampuan. 

Saya sering merasa terlambat. Ah kenapa Saya baru menang lomba sekarang. Saya jadi tidak bisa mendaftar mahasiswa berprestasi. Ah kenapa baru sadar menulis itu sekarang. Saya jadi terlambat ikut lomba. Kenapa baru sadar perlombaan sekarang. Saya jadi terlambat belajar menulis dan lain lain. Beberapa rentetan kejadian yang saya inginkan selalu datang telambat.

Namun demikian, saya lupa menengok kebelakang. Dulu, saya pernah menjadi sedemikian gugup sehingga tidak bisa berbicara saat wawancara BEM. Dulu, saya pernah takut bertemu dengan orang karena logat jawa saya.  Saya juga belajar dari kejadian yang tidak semua orang rasakan, atau kejadian yang dilewati orang dengan mudah. 

Jika saya tidak merasakan proses bertemu teman teman di BEM atau bagaimana saya membiasakan diri dengan logat saya, Saya mungkin tidak mendapatkan apa yang saya miliki sekarang. Proses itu juga mungkin berguna untuk beberapa hal di masa depan. 

Saya juga sadar, latar belakang saya bukanlah akademis. Saya terbiasa tidak belajar dan mengejar ambisi. Saya juga tidak mengatahui tujuan saya sebelumnya di kuliah. Saya tidak salah dengan itu. Ini proses saya.
Perubahan saya memang tidak seeksrim apa yang orang lain rasakan. Beberapa melewati proses lebih cepat. Beberapa melakukan proses yang berat. Saya juga perlu melakukan proses lebih cepat atau lebih berat. Bukan untuk memaksakan diri sendiri. Saya perlu menguji diri saya kembali.

Saya yakin setiap orang mempunyai perjuangan masing masing. Namun demikian, proses ini tidak menjadi alasan untuk berhenti bertumbuh. Cukup untuk bersyukur tentang perjuangan dulu. Cukup bekal untuk mencoba lagi kedepan. Kita tidak terlambat. Kita hanya berproses. 

menjadi bertambah besar atau menuju sempurna.

Lain kali mari berbicara tentang kesempatan, teman akrab proses dan tumbuh.

Komentar