Masa akhir SMA, SNMPTN dan FKM UI

Karena cerita masa SMA itu selalu bikin orang orang rindu, aku tertarik buat menceritakan sedikit taun terakhirku di SMA, terutama yang berhubungan sama dunia yang selanjutnya, yaitu.. perkuliahan. Yeah ini sneak peeknya, waktu au pertamakali foto pake jaket kuning UI+seragam putih putih ala ala maba UI kelar ospek wkwk.

Aku dulu bisa disebut sebagai aktivis sekolah hehe. Aku tergabung dalam pengurus OSIS. Tiap hari selepas pulang sekolah ada aja rapat yang harus aku ikuti. Entah rapat resmi untuk membahas agenda  acara OSIS selanjutnya atau ngomongin internal. Dengan kesibukan ini, aku sama sekali tidak sempat memikirkan buat bimbel. Padahal waktu itu, selain rapat setelah pulang sekolah, kami juga sering mencari waktu dispensasi di sela sela pelajaran sekolah buat nyari sponsor acara acara besar kami. Akibatnya? Banyak materi yang tidak aku kuasai dan harus aku kejar H-1 ketika akan ujian.

Kalau dibilang beruntung, aku merasa beruntung dulu aku masih bisa mempertahankan peringkatku di waktu sibuku itu. Aku mengandalkan sks H-1 dan merecoki teman teman pandaiku buat ngajarin aku. Tapi waktu itu aku bodo amat sama sekolah, jalur masuk perguruan tinggi, bahkan sama nilai nilaiku.

Nah di kelas 12, waktunya kami mempersiapakan acara paling besar kami, yaitu disnatalis. Tahun itu kami memanggil Raisa sebagai guest star. Mau tidak mau memang kami merelakan waktu kami untuk belajar di kelas sangaattt banyak. Bahkan dulu guru UN kami sering menyindir kami yang tidak pernah masuk jam pelajaran terakhir, padahal waktu itu mata pelajaran yang kami tinggalkan adalah kimia atau fisika yang merupakan mata pelajaran sulit.

Usai disnat, aku baru memikirkan tentang masa depan dan sekolahku. Ketika pertama kali suruh memilih jurusan aku langsun berpikir buat lintas jurusan alias memilih jurusan SOSHUM. Alasanku sebenernya sederhana, karena aku sering tidak masuk pelajaaran, aku mengangggap semua mapel UN IPA itu sulit dan tidak bisa dipahami. Padahal engga, IPS juga memiliki tingkat kesulitan yang sama. Jadi waktu itu aku menuliskan jurusan Tata Kota/PWK (fyi : pwk itu masuk kedalam fakutas teknik, tapi didalamnya kita belajar banyak hal termasuk ekonomi dan sosiologi, serta studio dan perencanaan), Psikologi (uh pengen ke uns atau unpad waktu itu), dan HI (Ini sih ketinggian fix).

Ketika dulu aku menilik nilai raportku dan membandingkannya dengan nilai kakak kelas dulu yang lolos undangan ke perguruan tinggi, aku langsung hopeless buat mengambil jurusan jurusan 'ketat' di universitas unggulan. (Dulu, aku kepengen banget lolos SNMPTN/ Undangan tapi aku harus mengambil jurusan IPA.) Akhirnya pilihanku jatuh pada PWK dan aku memilih UGM sebagai universitas impianku kala itu.

Kembali ke cerita mengambil jurusan, aku kekeuh dengan jurusan+univ yang aku inginkan itu hingga kurang lebih 1 bulan sebelum pendaftaran SNMPTN. Seketika aku galau ketika melihat bahwa ternyata PWK UGM cukup ketat persainganya dan ketidakyakinanku karena alumni sekolahku belum ada yang tembus SNMPTN disana (taun lalu, alumni sekolahku lolos via SBMPTN). Aku kembali mencari lagi jurusan yang tepat untuku. Aku kembali memikirkan psikologi. Akhirnya aku memutuskan psikologi UNPAD sebagai pilihanku sampai H-3 penutupan SNMPTN.

Aku kembali galau atas pilihanku dan tidak yakin untuk memfinalisasi SNMPTN ku. Waktu itu hampir semua temanku sudah memfinalisasi. Tapi, aku lagi lagi tidak yakin aku akan diterima. Waktu itu orangtuaku juga tidak 100% merestui aku mengambil psikologi. Akhirnya aku waktu itu aku berfikir buat memaksimalkan pilihan keduaku (waktu itu aku mengambil teknologi pangan UNDIP). Aku kembali mencari jurusan dengan kuota yang banyak dan aku menemukan kesehatan masyarakat. Aku awalnya hendak menaruh kesmas undip sebagai pilihan keduaku, tapi orangtuaku lagi lagi tidak setuju. Ibuku bilang "lebih baik kalau kamu mau ambil kesmas, ambil UI aja sekalian itu yang K3." Ah UI? tidak mungkin. Tiap tahunya hanya ada 2 orang siswa sekoalahku yang lolos undangan kesana.

Selepas itu, aku memutuskan untuk tidur siang. Tidak kusangka sangka, ketika aku tidur siang aku bermimpi diterima sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat UI (bukan k3 hehe). Aku langsung bersemangat untuk mencari tau lagi apa itu kesmas dan bagaimana track record sekolahku di UI. Setelah bertanya tanya, aku menyadari bahwa 2 tahun lalu, ada kakak kelasku diterimah di kesmas UI jalur undangan. Tanpa pikir panjang lagi aku memilih 1. Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sebagai pilihan pertamaku dan 2. Teknologi Pangan Universitas Diponegoro sebagai pilihan kedua.

Ketika SNMPTN diumumkan, aku benar benar tidak memiliki pikiran apapun. Aku waktu itu setengah yakin aku bakal lolos (entah pilihan 1/2). Tapi aku juga sudah persiapan membeli buku buku SBMPTN Sosial humaniora (rencananya aku akan mengambil soshum lagi di sbmptn jika aku tidak lolos).

Tapi....Jrenggg. Ketika hasil nya aku buka, aku sempat khawatir karena aku melihat warna merah yang katanya menunjukan kegagalan. Aku memberanikan diri buat membaca layar laptop dan ternyata tulisan yang aku baca adalah

"SELAMAT ANDA DITERIMA SNMPTN DI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

"Waw aku akan menajdi mahasiswa UI" Hal itu yang langsung melintas di kepalaku. Aku langsung memeluk ayahku (waktu itu ibuku belum pulang kerja) dan menelfon ibuku. Aku mengucapkan syukur setinggi tingginya kepada Allah SWT. Dan aku sangat bahagia hari itu.......


Dan cerita ini adalah salah satu cerita ku yang membuktikan aku bisa menembus batasanku dimana rasa syukurnya tidak pernah habis.


Saffana Hilmy Mahmudah
S1 Reguler Kesehatan Masyarakat 2016 Peminatan Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia


Komentar

Posting Komentar